Senin, 14 Juni 2010

Pemeran:

1. Pak haji Kaya
2. Ibu haji (istri Pak haji kaya)
3. Toyib (Pengamen jalanan)
4. Klowor (Kakak laki-laki Toyib)
5. Slamet (Adik laki-laki Toyib)
6. Ibu Maymunnah (ibu Toyib)
7. Pencuk (teman Toyib ngamen)
8. Moderator

Suatu hari, pak haji dan bu haji sedang berbelanja di sebuah supermarket sepulang dari sebuah bank untuk menyelesaikan suatu urusan bisnis.

Ibu haji : “Pi, apel di rumah masih gak sich?”

Pak Haji : “Kayanya Cuma tinggal 5 kilo deh mi..”

Ibu Haji : “oh iya pi, mami juga mo beli sosis untuk keperluan arisan senin depan!”.

Pak haji : “jagan lupa cukur kumis buat papi mi..!”

Sesampainya di luar supermarket..

Ibu haji : “Pi, mobil kita tadi parkir dimana sich?”

Pak haji : “Gak tau si paimin tadi naruh dimana ya? Coba papi telpon dulu..”

Tiba-tiba muncul Toyib dan Pencuk, 2 pengamen menghampiri merek

Pencuk & Toyib : “aku tak mau..jika aku dimadu..jreng jreng jreng..”. (nyanyi)

Ibu haji : Ini ya nak, jangan lupa ditabung.. (sambil memberikan uang Rp 1.000,00)

Toyib : Makasih Bu.. semoga Allah membalas kebaikan ibu dan bapak.

Pencuk : ngapain sih kamu doain orang pelit kaya gitu (sambil berbisik)

Toyib : lho, gak papa kan? Ini udah rejeki buat kita..

Pencuk : Cuih.. orang kayak ok mngasihnya cuma seribu perak!

Tiba-tiba Pencuk melihat sebuah tas hitam yang ada di dekat kaki pak haji. Muncul pikiran jahat dipikirannya. Secepat kilat Pencuk menyambar tas hitam tersebut.

Pencuk : Cepat lari yib!! (sambil berlari)

Toyib : Eh, jangan Cuk..Jangan!!!

Karena Toyib kebingungan, diapun lari mengikuti jejak si Pencuk.

Pak haji & bu haji : Eh…! Copet… copet!!! (sambil berteriak-teriak)

Orang-orangpun berlarian ikut mengejar kedua pengamen itu. Tapi apalah daya, lari kedua anak tersebut sangat gesit dan liuncah. Merekapun kehilangan jejak kedua pengamen itu.

Sesampainya di bawah jembatan, tempat Toyib dan Pencuk biasa nongkrong. Timbut perseteruan antara dua pengamen. Siapa lagi kalu bukan pencuk dan toyib.

Toyib : hei cuk! Kamu sadar apa yang kau lakukan barusan? Tindakan kamu itu sudah termasuk tindakan kriminal! Kita bias ditangkep sama pak polisi tau!!

Pencuk : Alah.. persetan yib! Yang penting kita bisa makan buat besok. Kalau ada sisa lebihkan kita bisa foya-foya juga. Beli baju, tas, buku dan juga, sapa tau bisa buat beli obat ibumu yang lagi sakit itu!

Toyib : Tapi gak gini caranya cuk! Kita masih bisa cari uang yang halal. Aku gak sudi kalau ibuku minum obat dari uangmu yang haram itu!

Pencuk : hallah! Hari gini kamu masih persoalin halal haram? Liat tu para penguasa, anggota DPR yang kerjaannya cuma tidur, masih juga makan uang rakyat, korupsi! Kalau cuma sekedar tas kaya gini gak masalah.. asal kamu tutup mulut, gak ka nada yang bakalan tau!

Toyib : oh, pandai benar kamu bicara cuk! Pokoknya aku gak mau tau. Kembalikan tas itu sekarang! Atau….

Pencuk : atau apa hah? Atau apa…? Berani kamu sama aku?

Toyib : kurang ajar kau cuk! Kau kira aku gak berani sama kamu? (sambil bersiap untuk meninju muka Pencuk)

Akhirnya kedua pengamen itu berkelahi. Pencuk berusaha meninju muka Toyib. Tapi karena kelihaiannya, toyib pun berhasil menghindar dan membalas dengan meninju muka pencuk bertubi-tubi.

Pencuk : Ampun yib.. ampun….! Aku mengaku kalah… ambillah tas itu. Terserah mau kau apakan. Aku gak mau tau lagi.

Toyib : Dasar pecundang kau! Sekarang cepat kau kembalikan tas itu ke pemiliknya tadi!

Pencuk : Aku gak berani yib.. kau kembalikan saja sendiri. Aku takut ditangkap pak polisi.

Toyib ; Dasar pengecut! Udah berani berbuat, gak brani tanggung jawab. Malu aku jadi temanmu! Mana tasnya? Aku kembalikan saja sendiri.

Pencuk : itu.. itu di situ.. (sambil menunjuk ke tas hitam tadi)

Toyib segera mengambil tas hitam itu. Entah apa isinya, namun toyib merasa agak keberatan membawa tas itu. Segera toyib menuju TKP tadi.

Namun, saat hendak sampai ke TKP, toyib tertegun dan kaget. Rupanya di TKP telah banyak orang dan polisi. Toyib pun bingung dan segera kabur, takut jika dia ketahuan para polisi itu dan dimasukkan ke dalam penjara.

Karena kelelahan yang teramat sangat karena berlarian tadi, di tengah jalan toyib berhenti sejenak untuk beristirahat.

Toyib : ya Allah… untung aku tadi tidak sempat ketahuan. Mati aku kalau sampai polisi-polisi itu menangkapku. Sebenarnya apasih isi tas ini, berat banget, pundakku sampai pegel dibuatnya!

Tanpa pikir panjang Toyib segera membuka tas itu. Tak dapat dibayangkan betapa terkejutnya toyib saat mengetahui isi tas itu. Betumpuk-tumpuk uang kertas yang kira-kira nilainya sampai 200juta dan juga surat-surat penting dengan amplop coklat yang disusun dengan rapi.

Toyib : Astaqfirullah hal azim… banyak sekali uang ini! Pantesan banyak polisi ikut mencari uang ini! Wah, gawat kalau begini.. apa yang harus aku lakukan?

Toyib kemudian melanjutkan perjalanannya, pulang ke rumah. Sesampainya di rumah dia langsung menceritakan semua kejadian itu kepada ibunya.

Maymunnah : Astaqfirullah yib.. mengapa kau tak mencegak si pencuk berbuat seperti itu?

Toyib : Sudah bu… tapi dia tetep nekat.

Maymunnah : Untung Allah masih melindungimu yib.. apa jadinya kalau kalian tertangkap polisi? Ibu ini sudah tua yib..sudah sakit-sakitan, janganlah kalian membuat sedih ibu.

Toyib : maafkan toyib bu.. toyib gak bermaksud membuat ibu susah. Sekarang apa yang harus toyib perbuat bu? Toyib sangat takut jika bapak dan ibu yang tadi tidak terima dan melaporkan toyib ke polisi bu.

Maymunnah ; kembalikanlah yib.. mereka pasti sangat kehilangan uang-uang itu. Cobalah cari, siapa tau di dalam tas itu ada alamat pemiliknya. Cobalah berkata jujur. Percayalah, orang jujur pasti akan dilindungi oleh Allah.

Toyib : iya bu, toyib akan segera melaksanakan perintah ibu..

Toyib segera mengambiltas hitam itu. Dibuka, dan dicari-carinya alamat pemiliknya. Ternyata ada. Di sebuah amplop ada nama terang dan alamat bapak Haji Niko Raharjo. Toyib segera mengenal daerah itu karena dia sering lewat sana. Tetapi saat hendak keluar dari rumah, toyib bertemu dengan kedua saudaranya, slamet dan klowor, yang sedang nongkrong-nongkrong di depan rumah.

Klowor : hey adikku yang cakep, aku mendengar percakapanmu dengan ibu tadi. Rupanya kau habis dapet rejeki nomplok ya..? (sambil merangkul pundak toyib)

Slamet : iya, bagi-bagilah dengan kita-kita.. jangan dimakan sendiri!

Toyib : tapi ini bukan punyaku. Ibu menyuruhku untuk mengembalikannya.

Klowor : alah, ngapain dikembalikan? Itu udah jadi punya kita. Kan udah di tangan kita.

Slamet : kapan lagi kita punya uang sebanyak itu, ya kan mas? Kita bisa foya-foya sepuasnya dengan uang itu.. hahahaha!

Toyib : tidak bisa mas, aku akan mengembalikannya!

Slamet : hey..hey… kok berani kamu sama kita! Belum pernah dihajar ya?

Klowor : sabar met, sapa tau dia masih bisa kita bilangin. Hey yib, tahukah kau nasib kita sekarang ini? Dengan uang itu, kita bisa ubah semuanya. Nanti, kamu gak perlu ngamen lagi.. bisa sekolah lagi. Dan kamu tau tidak? Biaya pengobatan ibu itu tidak sedikit, nanti bisa kita bawa ibu ke rumah sakit biar cepat sembuh. Betul tidak?

Toyib : tidak mas, aku gak mau pakai uang haram itu. Uang haram itu tidak barokah!

Slamet : rupanya dia tidak bisa kita bilangin mas. Mending kita ambil aja uang itu. Kita beli lagi 2 botol.. udah hamper habis nih! (sambil berusaha merebut tas yang ada di tangan toyib).

Toyib : Tidak!!!

Toyib pun segera berlari meninggalkann rumah menuju alamat rumah yang tertera pada amplop yang ada dalam tas itu.

Sementara di rumah pak haji..

Pak haji : aduh mi, kenepa sih tas itu sampai bisa di jambret? Apa gak mami pegangi tadi?

Bu haji ; gimana mau mami pegang? Mami kan baru buka dompet buat ngasih pengamen itu tadi!

Pak haji : gimana ini mi? dalam tas itu kan banyak surat-surat penting perusahaan kita! Dan juga surat wasiat dari kakek juga ada di situ. Uangnyua sih gak begitu penting buat papi, bisa kita cari lagi..

Bu haji : yaudahlah pi… kita sabar aja nunggu kabar dari kepolisian. Sekarang kita berdoa saja. Yuk, sekarang kita shalat dulu.. jangan kita lalai sholat cuma gara-gara urusan dunia.

Pak haji : iya mi, ayo kita shalat. Nanti papi dipijitin ya mi.. sampe pegel-pegel nie papi mikirin masalah ini..

Bu haji : iya pi, nanti mami kasih pijitan plus-plus….hihihihihi!

Tiba-tiba dari luar terdengar suara pintu di ketok-ketok…

Toyib : assalamu’alaikum… permisi…

Bu haji segera ke depan untuk membukakan pintu.

Bu haji : wa’alaikum salam… siapa?

Toyib : Toyib bu…

Saat membuka pintu, betapa terkejutnya bu haji melihat toyib…

Bu haji : eh, kamu… kamu kan pengamen yang njambret tas saya tadi? Papi..papi!!!! ini malingnya tadi……..!!! (sambil teriak-teriak)

Pak haji pun dadi dalam rumah terkejut mendengar teriakan istrinya dan segera berlari menghampirinya.

Pak haji : ada apa mi? mana? Mana malingnya???

Bu haji : ini pi.. ini malingnya tadi.. (sambil menunjuk ke arah toyib)

Toyib pun kebingungan dan ketakutan..

Toyib : maaf nyonya.. maaf tuan… saya di sini cuma mau mengembalikan tas ini. Ta..tadi bukan saya yang mengambilnya, tapi teman saya. Tolong maafkan saya pak..bu… jangan penjarakan saya. Ibu saya masih sakit di rumah… (sambil ketakutan)

Pak haji segera mebuka tasnya dan segera memerikasa isinya.

Pak haji ; masih utuh mi..

Bu haji : masa’ sih pi? Coba di cek lagi!

Pak haji : iya masih utuh mi.. uang-uangnya juga.

Bu haji ; apa maksudmu nak? Mengapa kamu berani sekali ke sini! Gak takut masuk penjara kamu?

Toyib : ampun.. ampun bu… saya tadi benar-benar tidak bermaksud mengambil uang ibu. Tadi tas ini saya rebut dari tangan teman saya. Kata ibu saya, uang ini harus di kembalikan.. tolong jangan penjarakan saya pak.. bu...

Pak haji : sudah lah bu.. kejujuran dan keberanian anak ini harus kita hargai. Dia rela ke sini sendiri untuk mengembalikan uang kita sudah suatu sifat nulia yang luar biasa bu. Sudah lah nak, kamu gak perlu taku lagi. Sekarang kemarilah masuk ke dalam. Coba kau ceritakan lagi kejadian tadi siang. Apa kamu sudah makan malam nak? Mari masuk sambil makan malam..(sambil merangkul pundak toyib)

Toyib : iya pak.. terimakasih banyak…


Untuk versi MS Word bisa di download DISINI

1 komentar :

  1. makasih ya.. untuk tugas sekolah ;)
    kunjungi juga:
    http://semuaartikelkeren.blogspot.com

    BalasHapus