BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu.
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai teknik-teknik memahami anak atau peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tekhnik test yang digunakan dalam memahami peserta didik di SMP Muhammadiyah 3 Depok?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Tes
Tes adalah suatu metode atau alat untuk melakukan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah distandarisasikan. Ini berarti telah ada standar tertentu.
Dilihat dari cara mengerjakannya, test ini kelihatan seperti eksperimen. Namun, kedua metode ini sangat berbeda. Perbedaan yang pokok justru terletak pada standarisasi dari tes itu. Dengan eksperimen orang mau menimbulkan gejala atau situasi yang ingin diselidiki dengan tujuan untuk mengecek sesuatu pendapat atau hipotesa atau ingin mendapatkan sesuatu pendapat. Pada tes orang ingin mendapatkan kemampuan-kemapuan ataupun faktor-faktor lain dari testee (orang yang ditest). Yang penting pada tes telah ada standarisasi dan hal ini tidak terdapat dalam eksperimen.
b. Tekhnik Tes
Tekhnik pengukuran atau tekhnik tes merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut test atau skala. Alat ini bersifat standar atau baku karena telah dibakukan atau distandarisasikan. Karena sifatnya sebagai alat ukur yang telah dibakukan, maka alat ini bersifat mengukur dan hasilnya adalah hasil ukur, dinyatakan dalam angka-angka ataupun kualifikasi tertentu.
Pengukuran kepribadian juga dapat dilakukan dengan tes, tetapi bentuknya agak berbeda dengan tes yang biasa dilakukan dalam mengukur kecakapan atau kemampuan intelektual. Dalam pengukuran kepribadian diukenal beberapa tes yang disebut tes proyeksi, seperti test Rorschach, test Zsondi, TAT dsb.
B. Tujuan
Penggunaan tekhnik tes bertujuan untuk:
1. Menilai kemampuan belajar murid
2. Memberikan bimbingan belajar kepada murid
3. Mengecek kemampuan belajar
4. Memahami kesulitan-kesulitan belajar
5. Memahami efektifitas (keberhasilan) mengajar.
C. Jenis-Jenis Tes
Berdasarkan atas aspek yang dapat diukur, tes dibedakan atas:
1. Tes intelegensi / kecerdasan
Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif.
Macam-macam tes intelegensi :
1. Tes intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang taraf kemampuan seseorang.
2. Tes intelegensi khusus, menggambarkan taraf kemampuan seseorang secara spesifik.
3. Tes intelegensi differensial, memberikan gambaran tentang kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan didapatnya profil kemempuan tersebut.
Manfaat tes intelegensi :
a. Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
b. Membantu memahami sebab terjadinya masalah
c. Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang rendah
d. Menafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa
2. Test bakat
Test bakat atau aptitude test, mengukur kecakapan intelektual yang bersifat khusus yang dimiliki oleh siswa. Secara garis besar ada dua jenis bakat yaitu bakat sekolah (shholastic aptitude) dan bakat pekerjaan-jabatan (vocational aptitude). Bakat sekolah berkenaan dengan bakat potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran. Bakat pekerjaan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Hasil-hasil pengukuran bakat sangat penting, baik bagi penguasaan bidang-bidang ilmu, perencanaan pembelajaran, dan lanjutan studi, maupun bagi perencanaan, pemilihan danpersiapan jabatan-karir.
3. Test kepribadian
Yaitu suatu test untuk mengetahui kepribadian seseorang yang terorganisasi secara dinamis dan sistem-sistem psikologis dalam sisi individu yang menentukan penyesuaian-penyesuain yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan jalan melihat:
a. Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri.
b. Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seseorang.
c. Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu.
4. Test prestasi / hasil belajar
Test hasil belajar (achievement tes) mengukur tingkat penguasaan pengetahuan atau kemampaun penguasaan peserta didik berkenaan dengan bahan atau kompetensi yang telah dipelajarinya. Materi test sesuai dengan mata pelajaran yang telah mereka ikuti, baik nersifat teoritis maupun praktis. Pengukuran pnguasaan materi yang bersifat teotiti atau pengetahuan umumnya menggunakan test tertulis, berbentuk test obyektif dan esai atau uraian, adakalanya juga menggunakan test lisan.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapat membuat keputusan-keputusan seleksi dan klasifikasi serta menentukan keefektifan pengajaran.
Tes ini meliputi:
a. Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
b. Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
c. Tes prestasi belajar yang disusun guru.
5. Tes proyeksi
Test proyeksi merupakan salah satu bentuk tes kepribadian. Test ini menggunakan gambar-gambar atau lukisan yang tidak berstuktur. Melalui gambar, lukisan yang tudak berstruktur tersebut, individu dapat memproyeksikan kecenderungan-kecenderungan pribadinya. Penggunaan test proyeksi didasarkan atas asumsi bahwa setiap ekspresi dan tingkah laku individu memproyeksi sifat-sifat dan kecenderungan pribadinya.
D. Bentuk – Bentuk tes
Bentuk tes decara garis besar dibedakan antara tes uraian (essay type test) dengan tes obyektif (objective type test). Tes uraian terdiri atas seperangkat soal atau pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis dengan bentuk jawaban secara terurai. Bintuk ini minimal ada dua macam, yaitu uraian bebas dan berstuktur. Pada uraian bebas, responden diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, pengetahuan, pemikiran , menurut sitematikanya sendiri. Pada uraian berstruktur responden diminta memberikan jawaban mengikuti stuktur atau sistematika tertentu. Walaupun dalam bentuk tes uraian, penilai mempunyai kunci jawaban, tetapi dalam memberikan penilaian unsur subjekrifitas sangat besar.
Tes objektif adalah bentuk soal yang memiliki jawaban yang pasti, satu atau lebih dari satu jawaban yang benar diantara sekian banyak alternatif jawaban. Karena jawaban yang sebenarnya sudah pasti, maka penilaian tidak banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif. Oleh karena itu pula disebut tes objektif. Tes objektif memiliki beberapa bentuk, meliputi bentuk benar-salah (true-false), pilihan jamak (multiple choice), menjodohkan (matching choice), melengkapi (completion), dan jawaban singkat (short answer).
E. Instrumen Pertanyaan dan Jawaban
Pada Penelitian yang kami lakukan di SMP Muhammadiyah 3 Depok menggunakan tekhnik wawancara terhadap guru BK di Sekolah tersebut. Banyak data yang dapat diperoleh dengan menhggunakan tekhnik wawancara, karena wawancara bersifat individual. Akan tetapi kami tidak mungkin mengadakan wawancara dalam waktu yang terlalu lama, maka data yang kami ungkap kami batasi pada beberapa hal saja.
Nara Sumber kami adalah Bapak Purnomo. Beliau adalah salah satu dari 3 Guru Bimbingan konseling yang terdapat di SMP Muhammadiyah 3 Depok. Beberapa instrumen partanyaan yang kami ajukan kepada beliau adalah:
1. Apa saja model/tekhnik tes yang digunakan dalam memahami pesereta didik?
2. Apakah bentuk-bentuk tes yang diberikan untuk memahami hasil belajar siswa?
3. Apakah dilakukan tes lain untuk megukur intelegensi/kecerdasan siswa?
4. Apakah tes untuk mengukur bakat siswa dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 depok?
5. Apakah guru Bimbingan Konseling selaku konselor memberikan tes-tes yang berkenaan dengan aspek kepribadian siswa?
Dari beberapa intrumen pertanyaan yang kami berikan diatas, kami mendapatkan beberapa data yang kami kumpulkan dari informasi yang diberikan oleh Bapak Purnomo selaku Guru Bimbingan Konseling di Sekolah tersebut, diantaranya:
1. Model tekhnik tes yang sering dilakukan di SMP N 3 Depok adalah tes hasil belajar. Tes dilakuakan dengan cara ulangan harian yang dilakuakan oleh guru mata pelajaran setiap akhir bab yang digunakan sebagai evaluasi penilaian kokpetensi yang dicapai siswa.
2. Bentuk tes yang diberikan adalah campuran, yaitu antara esai dan objektif . tes dilakuakn dengan memanfaatkan fasilitas LKS dan juga soal yang dibuat langsung oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa pada mata pelajaran tertentu dan mengetahui kesiapan siswa dalam mengikuti UAS khususnya bagi kelas 3.
3. Tes untuk mengukur intelegensi kecerdasan siswa jarang dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 Depok. Bapak Purnomo selaku guru Bimbingan Konseling masih menganggap bahwa kemampuan siswa di SMP Muhammadiyah 3 Depok masih dalam batas rata-rata. Ada beberapa siswa yang menonjol pada mata pelajaran tertentu dan ada pula yang sedikit kurang cepat dalam menguasai materi yang diberikan guru. Akan tetapi, hal tersebut masih dalam rata-rata kecerdasan manusia normal. Tes IQ pernah dilakukan kepada siwa SMP Muhammadiyah 3 Depok pada saat ada Mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM yang melakukan study lapangan di SMP Muhammadiyah 3 Depok.
4. Tes bakat biasanya dilakukan oleh guru kelas masing-masing yang bertindak sebagai guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dari situ akan terlihat siswa yang lebih menonjol pada mata pelahajaran tertentu sehingga guru Bimbingan Konseling akan memperhatikan skala prioritas yaitu akan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang menonjol pada mata pelajaran tertentu sehingga dapat memberikan fasilitas serta dorongan untuk lebih dikembangkan seperti turut dalam lomba cerdas cermat dan olah raga. Di SMP Muhammadiyah 3 Depok terdapat beberapa siwa yang meraih juara pada lomba-lomba tertentu di tingkat daerah maupun nasional.
5. Bapak Purnomo selaku guru Bimbingn Konseling mengaku jarang memberikan tes-tes yang bersifat tertulis kepada siswa SMP Muhammadiyah 3 Depok yang berkenaan denga aspek pribadi siswa. Mada mata pelajaran Bimbingan Konseling (1jam pelajaran tiap satu minggu) terkadang siswa hanya disuruh untuk menuliskan masalah pribadi yang dihadapi siswanya. Guru Bimbingan Konseling lebih sering menggunakan tekhnikl non tes seperti wawancara secara individual kepada siswa dengan memperhatikan skala prioritas yaitu siswa yang memerlukan perhatian khusus akan lebih diprioritaskan, bagi yang berprestasi dan terutama bagi siswa yang bermasalah.
F. Analisis Hasil Survey
Dari hasil wawancara yang kami lakukan di SMP Muhammadiyan 3 Depokbahwa tekhnik tes yang sering dilakukan dalam memahami peserta didik adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar tersebut tidak secara langsung dilakuakan oleh guru Bimbingan Konseling, akan tetapi dilakukan oleh guru pada mata pelajaran yang bersangkutan.
Tekhnik tes lain seperti tes kepribadian, tes bakat, tes kecerdasan, maupun tes proyeksi masih jarang digunakan oleh Guru bimbingan konseling. Tes IQ hanya dilakuakan oleh pihak lain atau luar sekolah seperti Mahasiwa Fakultas Psikologi UGM yang sedang mengadakan studi lapangan, sehingga pihak sekolah tidak dapat memantau secara langsung keadaan intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki siswanya tiap tahun. Pihak sekolah (guru Bimbingan Konseling menganggap bahwa keberhasilan belajar siswa tidak ditentukan oleh tingkat kecerdasan siswa selama tingkat kecerdasan tersebut masih dalam rata-rata manusia normal.
Dari hal-hal yang dikemukakanoleh Bapak Purnomo selaku guru Bimbingan Konseling diatas dapat memberikan kejelasan mengenai keadaan yang dialami oleh siswa di SMP Muhammadiyah 3 Depok dalam hal ini yang memiliki perhatian khusus karena guru Bimbingan Konseling yang lebih memperhatikan skala prioritas yaitu siswa-siswa tertentu. Tekhnik tes hasil belajar di SMP Muhammadaiyah 3 Depok masih dirasa cukup untuk mendapatkan pemahaman bagi peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bantuan dari berbagai pihak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tekhnik pengukuran atau tekhnik tes merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut test atau skala. Alat ini bersifat standar atau baku karena telah dibakukan atau distandarisasikan. Karena sifatnya sebagai alat ukur yang telah dibakukan, maka alat ini bersifat mengukur dan hasilnya adalah hasil ukur, dinyatakan dalam angka-angka ataupun kualifikasi tertentu.
Tekhnik tes yang sering dilakukan dalam memahami peserta didik adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar tersebut tidak secara langsung dilakuakan oleh guru Bimbingan Konseling, akan tetapi dilakukan oleh guru pada mata pelajaran yang bersangkutan. Guru Bimbingan Konseling lebih memperhatikan skala prioritas yaitu siswa yang memerlukan perhatian khusus akan lebih diprioritaskan, bagi yang berprestasi dan terutama bagi siswa yang bermasalah.
B. SARAN
Sebaiknya pihak sekolah terutama Guru Bimbingan konseling dapat memberikan pelayanan konseling berupa pemahaman menggunakan tekhnik tes tidak hanya tes hasil belajar saja, tetapi juga tekhnik tes lain seperti tes kepribadian, tes bakat, tes kecerdasan, maupun tes proyeksi juga bisa digunakan untuk lebih memahami peserta didik.
Guru bimbingan konseling tidak hanya memperhatikan skala prioritas saja, akan tetapi siswa lain juga perlu mendapatkan bimbingan guna kemajuan prestasinya secara pribadi
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo, Prof. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET. Hal: 93
Syaodih, Prof. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT REMAJA ROSDA KARYA. Hal: 217
Syaodih, Prof. 2007. Bimbingan Konseling Dalam Praktek Pengembangan Potensi dan kepribadian Siswa. Bandung : MAESTRO. Hal: 197-203
http://zhizhachu.wordpress.com/tag/teknik-tes/. (2 Mei 2010)
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/teknik-teknik-memahami-perkembangan-anak-2/. (2 Mei 2010)
Untuk Download Makalah Tekhnik Non-Tes Lengkap DISINI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu.
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai teknik-teknik memahami anak atau peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tekhnik test yang digunakan dalam memahami peserta didik di SMP Muhammadiyah 3 Depok?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Tes
Tes adalah suatu metode atau alat untuk melakukan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah distandarisasikan. Ini berarti telah ada standar tertentu.
Dilihat dari cara mengerjakannya, test ini kelihatan seperti eksperimen. Namun, kedua metode ini sangat berbeda. Perbedaan yang pokok justru terletak pada standarisasi dari tes itu. Dengan eksperimen orang mau menimbulkan gejala atau situasi yang ingin diselidiki dengan tujuan untuk mengecek sesuatu pendapat atau hipotesa atau ingin mendapatkan sesuatu pendapat. Pada tes orang ingin mendapatkan kemampuan-kemapuan ataupun faktor-faktor lain dari testee (orang yang ditest). Yang penting pada tes telah ada standarisasi dan hal ini tidak terdapat dalam eksperimen.
b. Tekhnik Tes
Tekhnik pengukuran atau tekhnik tes merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut test atau skala. Alat ini bersifat standar atau baku karena telah dibakukan atau distandarisasikan. Karena sifatnya sebagai alat ukur yang telah dibakukan, maka alat ini bersifat mengukur dan hasilnya adalah hasil ukur, dinyatakan dalam angka-angka ataupun kualifikasi tertentu.
Pengukuran kepribadian juga dapat dilakukan dengan tes, tetapi bentuknya agak berbeda dengan tes yang biasa dilakukan dalam mengukur kecakapan atau kemampuan intelektual. Dalam pengukuran kepribadian diukenal beberapa tes yang disebut tes proyeksi, seperti test Rorschach, test Zsondi, TAT dsb.
B. Tujuan
Penggunaan tekhnik tes bertujuan untuk:
1. Menilai kemampuan belajar murid
2. Memberikan bimbingan belajar kepada murid
3. Mengecek kemampuan belajar
4. Memahami kesulitan-kesulitan belajar
5. Memahami efektifitas (keberhasilan) mengajar.
C. Jenis-Jenis Tes
Berdasarkan atas aspek yang dapat diukur, tes dibedakan atas:
1. Tes intelegensi / kecerdasan
Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif.
Macam-macam tes intelegensi :
1. Tes intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang taraf kemampuan seseorang.
2. Tes intelegensi khusus, menggambarkan taraf kemampuan seseorang secara spesifik.
3. Tes intelegensi differensial, memberikan gambaran tentang kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan didapatnya profil kemempuan tersebut.
Manfaat tes intelegensi :
a. Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
b. Membantu memahami sebab terjadinya masalah
c. Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang rendah
d. Menafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa
2. Test bakat
Test bakat atau aptitude test, mengukur kecakapan intelektual yang bersifat khusus yang dimiliki oleh siswa. Secara garis besar ada dua jenis bakat yaitu bakat sekolah (shholastic aptitude) dan bakat pekerjaan-jabatan (vocational aptitude). Bakat sekolah berkenaan dengan bakat potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran. Bakat pekerjaan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Hasil-hasil pengukuran bakat sangat penting, baik bagi penguasaan bidang-bidang ilmu, perencanaan pembelajaran, dan lanjutan studi, maupun bagi perencanaan, pemilihan danpersiapan jabatan-karir.
3. Test kepribadian
Yaitu suatu test untuk mengetahui kepribadian seseorang yang terorganisasi secara dinamis dan sistem-sistem psikologis dalam sisi individu yang menentukan penyesuaian-penyesuain yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan jalan melihat:
a. Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri.
b. Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seseorang.
c. Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu.
4. Test prestasi / hasil belajar
Test hasil belajar (achievement tes) mengukur tingkat penguasaan pengetahuan atau kemampaun penguasaan peserta didik berkenaan dengan bahan atau kompetensi yang telah dipelajarinya. Materi test sesuai dengan mata pelajaran yang telah mereka ikuti, baik nersifat teoritis maupun praktis. Pengukuran pnguasaan materi yang bersifat teotiti atau pengetahuan umumnya menggunakan test tertulis, berbentuk test obyektif dan esai atau uraian, adakalanya juga menggunakan test lisan.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapat membuat keputusan-keputusan seleksi dan klasifikasi serta menentukan keefektifan pengajaran.
Tes ini meliputi:
a. Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
b. Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
c. Tes prestasi belajar yang disusun guru.
5. Tes proyeksi
Test proyeksi merupakan salah satu bentuk tes kepribadian. Test ini menggunakan gambar-gambar atau lukisan yang tidak berstuktur. Melalui gambar, lukisan yang tudak berstruktur tersebut, individu dapat memproyeksikan kecenderungan-kecenderungan pribadinya. Penggunaan test proyeksi didasarkan atas asumsi bahwa setiap ekspresi dan tingkah laku individu memproyeksi sifat-sifat dan kecenderungan pribadinya.
D. Bentuk – Bentuk tes
Bentuk tes decara garis besar dibedakan antara tes uraian (essay type test) dengan tes obyektif (objective type test). Tes uraian terdiri atas seperangkat soal atau pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis dengan bentuk jawaban secara terurai. Bintuk ini minimal ada dua macam, yaitu uraian bebas dan berstuktur. Pada uraian bebas, responden diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, pengetahuan, pemikiran , menurut sitematikanya sendiri. Pada uraian berstruktur responden diminta memberikan jawaban mengikuti stuktur atau sistematika tertentu. Walaupun dalam bentuk tes uraian, penilai mempunyai kunci jawaban, tetapi dalam memberikan penilaian unsur subjekrifitas sangat besar.
Tes objektif adalah bentuk soal yang memiliki jawaban yang pasti, satu atau lebih dari satu jawaban yang benar diantara sekian banyak alternatif jawaban. Karena jawaban yang sebenarnya sudah pasti, maka penilaian tidak banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif. Oleh karena itu pula disebut tes objektif. Tes objektif memiliki beberapa bentuk, meliputi bentuk benar-salah (true-false), pilihan jamak (multiple choice), menjodohkan (matching choice), melengkapi (completion), dan jawaban singkat (short answer).
E. Instrumen Pertanyaan dan Jawaban
Pada Penelitian yang kami lakukan di SMP Muhammadiyah 3 Depok menggunakan tekhnik wawancara terhadap guru BK di Sekolah tersebut. Banyak data yang dapat diperoleh dengan menhggunakan tekhnik wawancara, karena wawancara bersifat individual. Akan tetapi kami tidak mungkin mengadakan wawancara dalam waktu yang terlalu lama, maka data yang kami ungkap kami batasi pada beberapa hal saja.
Nara Sumber kami adalah Bapak Purnomo. Beliau adalah salah satu dari 3 Guru Bimbingan konseling yang terdapat di SMP Muhammadiyah 3 Depok. Beberapa instrumen partanyaan yang kami ajukan kepada beliau adalah:
1. Apa saja model/tekhnik tes yang digunakan dalam memahami pesereta didik?
2. Apakah bentuk-bentuk tes yang diberikan untuk memahami hasil belajar siswa?
3. Apakah dilakukan tes lain untuk megukur intelegensi/kecerdasan siswa?
4. Apakah tes untuk mengukur bakat siswa dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 depok?
5. Apakah guru Bimbingan Konseling selaku konselor memberikan tes-tes yang berkenaan dengan aspek kepribadian siswa?
Dari beberapa intrumen pertanyaan yang kami berikan diatas, kami mendapatkan beberapa data yang kami kumpulkan dari informasi yang diberikan oleh Bapak Purnomo selaku Guru Bimbingan Konseling di Sekolah tersebut, diantaranya:
1. Model tekhnik tes yang sering dilakukan di SMP N 3 Depok adalah tes hasil belajar. Tes dilakuakan dengan cara ulangan harian yang dilakuakan oleh guru mata pelajaran setiap akhir bab yang digunakan sebagai evaluasi penilaian kokpetensi yang dicapai siswa.
2. Bentuk tes yang diberikan adalah campuran, yaitu antara esai dan objektif . tes dilakuakn dengan memanfaatkan fasilitas LKS dan juga soal yang dibuat langsung oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa pada mata pelajaran tertentu dan mengetahui kesiapan siswa dalam mengikuti UAS khususnya bagi kelas 3.
3. Tes untuk mengukur intelegensi kecerdasan siswa jarang dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 Depok. Bapak Purnomo selaku guru Bimbingan Konseling masih menganggap bahwa kemampuan siswa di SMP Muhammadiyah 3 Depok masih dalam batas rata-rata. Ada beberapa siswa yang menonjol pada mata pelajaran tertentu dan ada pula yang sedikit kurang cepat dalam menguasai materi yang diberikan guru. Akan tetapi, hal tersebut masih dalam rata-rata kecerdasan manusia normal. Tes IQ pernah dilakukan kepada siwa SMP Muhammadiyah 3 Depok pada saat ada Mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM yang melakukan study lapangan di SMP Muhammadiyah 3 Depok.
4. Tes bakat biasanya dilakukan oleh guru kelas masing-masing yang bertindak sebagai guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dari situ akan terlihat siswa yang lebih menonjol pada mata pelahajaran tertentu sehingga guru Bimbingan Konseling akan memperhatikan skala prioritas yaitu akan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang menonjol pada mata pelajaran tertentu sehingga dapat memberikan fasilitas serta dorongan untuk lebih dikembangkan seperti turut dalam lomba cerdas cermat dan olah raga. Di SMP Muhammadiyah 3 Depok terdapat beberapa siwa yang meraih juara pada lomba-lomba tertentu di tingkat daerah maupun nasional.
5. Bapak Purnomo selaku guru Bimbingn Konseling mengaku jarang memberikan tes-tes yang bersifat tertulis kepada siswa SMP Muhammadiyah 3 Depok yang berkenaan denga aspek pribadi siswa. Mada mata pelajaran Bimbingan Konseling (1jam pelajaran tiap satu minggu) terkadang siswa hanya disuruh untuk menuliskan masalah pribadi yang dihadapi siswanya. Guru Bimbingan Konseling lebih sering menggunakan tekhnikl non tes seperti wawancara secara individual kepada siswa dengan memperhatikan skala prioritas yaitu siswa yang memerlukan perhatian khusus akan lebih diprioritaskan, bagi yang berprestasi dan terutama bagi siswa yang bermasalah.
F. Analisis Hasil Survey
Dari hasil wawancara yang kami lakukan di SMP Muhammadiyan 3 Depokbahwa tekhnik tes yang sering dilakukan dalam memahami peserta didik adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar tersebut tidak secara langsung dilakuakan oleh guru Bimbingan Konseling, akan tetapi dilakukan oleh guru pada mata pelajaran yang bersangkutan.
Tekhnik tes lain seperti tes kepribadian, tes bakat, tes kecerdasan, maupun tes proyeksi masih jarang digunakan oleh Guru bimbingan konseling. Tes IQ hanya dilakuakan oleh pihak lain atau luar sekolah seperti Mahasiwa Fakultas Psikologi UGM yang sedang mengadakan studi lapangan, sehingga pihak sekolah tidak dapat memantau secara langsung keadaan intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki siswanya tiap tahun. Pihak sekolah (guru Bimbingan Konseling menganggap bahwa keberhasilan belajar siswa tidak ditentukan oleh tingkat kecerdasan siswa selama tingkat kecerdasan tersebut masih dalam rata-rata manusia normal.
Dari hal-hal yang dikemukakanoleh Bapak Purnomo selaku guru Bimbingan Konseling diatas dapat memberikan kejelasan mengenai keadaan yang dialami oleh siswa di SMP Muhammadiyah 3 Depok dalam hal ini yang memiliki perhatian khusus karena guru Bimbingan Konseling yang lebih memperhatikan skala prioritas yaitu siswa-siswa tertentu. Tekhnik tes hasil belajar di SMP Muhammadaiyah 3 Depok masih dirasa cukup untuk mendapatkan pemahaman bagi peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bantuan dari berbagai pihak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tekhnik pengukuran atau tekhnik tes merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut test atau skala. Alat ini bersifat standar atau baku karena telah dibakukan atau distandarisasikan. Karena sifatnya sebagai alat ukur yang telah dibakukan, maka alat ini bersifat mengukur dan hasilnya adalah hasil ukur, dinyatakan dalam angka-angka ataupun kualifikasi tertentu.
Tekhnik tes yang sering dilakukan dalam memahami peserta didik adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar tersebut tidak secara langsung dilakuakan oleh guru Bimbingan Konseling, akan tetapi dilakukan oleh guru pada mata pelajaran yang bersangkutan. Guru Bimbingan Konseling lebih memperhatikan skala prioritas yaitu siswa yang memerlukan perhatian khusus akan lebih diprioritaskan, bagi yang berprestasi dan terutama bagi siswa yang bermasalah.
B. SARAN
Sebaiknya pihak sekolah terutama Guru Bimbingan konseling dapat memberikan pelayanan konseling berupa pemahaman menggunakan tekhnik tes tidak hanya tes hasil belajar saja, tetapi juga tekhnik tes lain seperti tes kepribadian, tes bakat, tes kecerdasan, maupun tes proyeksi juga bisa digunakan untuk lebih memahami peserta didik.
Guru bimbingan konseling tidak hanya memperhatikan skala prioritas saja, akan tetapi siswa lain juga perlu mendapatkan bimbingan guna kemajuan prestasinya secara pribadi
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo, Prof. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET. Hal: 93
Syaodih, Prof. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT REMAJA ROSDA KARYA. Hal: 217
Syaodih, Prof. 2007. Bimbingan Konseling Dalam Praktek Pengembangan Potensi dan kepribadian Siswa. Bandung : MAESTRO. Hal: 197-203
http://zhizhachu.wordpress.com/tag/teknik-tes/. (2 Mei 2010)
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/teknik-teknik-memahami-perkembangan-anak-2/. (2 Mei 2010)
Untuk Download Makalah Tekhnik Non-Tes Lengkap DISINI
0 komentar :
Posting Komentar